Keunikan-keunikan Masjid Ki Ageng Chasan Besari Banjarnegara
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:30:53

Keunikan-keunikan Masjid Ki Ageng Chasan Besari Banjarnegara

Sekilas tak ada yang berbeda pada bangunan Masjid Ki Ageng Chasan Besari di Banjarnegara. Namun masjid kuno yang dibangun tahun 1559 ini punya banyak keunikan.

Bagaimana tidak, di masjid ini umat muslim bisa melaksanakan ibadah salat dalam satu waktu namun berada di dua tempat. Hal ini karena Masjid Ki Ageng Chasan Besari berada di dua wilayah administrasi. Yakni berada di wilayah Desa Gumelem Kulon dan Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.

Bahkan, tepat di bagian imam terdapat lubang dengan diameter 20 sentimeter sebagai batas wilayah dari dua desa tersebut. Melalui lubang ini terlihat permukiman warga dari Desa Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan.

Keunikan-keunikan Masjid Ki Ageng Chasan Besari Banjarnegara

"Lubang ini berada di tengah-tengah masjid dan sebagai batas wilayah antara dua desa, yakni Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan. Ini sebelah kanan masuk Desa Gumelem Kulon dan sebelah kiri masuk wilayah Gumelem Wetan," kata tokoh agama sekaligus Kepala Desa Gumelem Kulon, Arif Machbub saat ditemui di Masjid Ki Ageng Chasan Besari, Senin (27/3/2023).

Menurutnya, Masjid Ki Ageng Chasan Besari tidak hanya tempat untuk melaksanakan ibadah salat. Namun juga sebagai pemersatu antara warga Desa Gumelem Kulon dan Desa Gumelem Wetan.

"Masjid ini memang bukan hanya untuk ibadah saja. Ini menjadi pemersatu karena antara warga Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan ini ibadahnya bareng dan kegiatan lain pun bareng," lanjutnya.

Tidak hanya itu, dengan keunikan ini Arif mengatakan banyak jemaah dari luar desa yang ingin mendirikan salat di Masjid Ki Ageng Chasan Besari. Terutama di bulan Ramadan.

"Banyak yang sengaja datang ke sini untuk salat di sini. Ada yang sengaja berdiri tepat di tengah agar kaki kanan dan kiri berada di dua wilayah. Saat Ramadan seperti sekarang ini ada yang datang untuk iktikaf dari luar desa," ujarnya.

Tidak hanya itu, masjid yang dibangun pada abad ke-15 ini memiliki tiang bagian bawah yang selalu lembab atau basah. Menurut cerita warga, hal ini karena tiang tersebut dibuat dari serpihan kayu.

"Ada salah satu tiang yang bagian bawahnya ini selalu lembab. Berbeda dengan tiang-tiang lainnya. Katanya ini karena dulu saat membangun masjid ini kayunya kurang, jadi tiang ini menggunakan serpihan kayu. Sehingga umpak atau bagian bawah tiang selalu basah," jelasnya.

Saat ini, pengelola Masjid Ki Ageng Chasan Besari telah melakukan perluasan. Mengingat banyaknya jemaah yang beribadah di masjid tersebut. Hanya, saat perbaikan tidak mengubah bentuk masjid utama untuk menjaga keaslian bangunan salah satu masjid kuno tersebut.

"Sekarang sudah ada perluasan. Tetapi pada bagian depan tidak karena yang bagian depan masuk benda cagar budaya. Hanya ditambah di bagian belakang karena jemaahnya terus bertambah. Saat ini masjid ini bisa menampung 1.000 jemaah," tambahnya.

-----

Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.

Sekilas tak ada yang berbeda pada bangunan Masjid Ki Ageng Chasan Besari di Banjarnegara. Namun masjid kuno yang dibangun tahun 1559 ini punya banyak keunikan.

Bagaimana tidak, di masjid ini umat muslim bisa melaksanakan ibadah salat dalam satu waktu namun berada di dua tempat. Hal ini karena Masjid Ki Ageng Chasan Besari berada di dua wilayah administrasi. Yakni berada di wilayah Desa Gumelem Kulon dan Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.

Bahkan, tepat di bagian imam terdapat lubang dengan diameter 20 sentimeter sebagai batas wilayah dari dua desa tersebut. Melalui lubang ini terlihat permukiman warga dari Desa Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan.

Keunikan-keunikan Masjid Ki Ageng Chasan Besari Banjarnegara

Gambar Ilustrasi Keunikan-keunikan Masjid Ki Ageng Chasan Besari Banjarnegara

Keunikan-keunikan Masjid Ki Ageng Chasan Besari Banjarnegara

"Lubang ini berada di tengah-tengah masjid dan sebagai batas wilayah antara dua desa, yakni Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan. Ini sebelah kanan masuk Desa Gumelem Kulon dan sebelah kiri masuk wilayah Gumelem Wetan," kata tokoh agama sekaligus Kepala Desa Gumelem Kulon, Arif Machbub saat ditemui di Masjid Ki Ageng Chasan Besari, Senin (27/3/2023).

Menurutnya, Masjid Ki Ageng Chasan Besari tidak hanya tempat untuk melaksanakan ibadah salat. Namun juga sebagai pemersatu antara warga Desa Gumelem Kulon dan Desa Gumelem Wetan.

"Masjid ini memang bukan hanya untuk ibadah saja. Ini menjadi pemersatu karena antara warga Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan ini ibadahnya bareng dan kegiatan lain pun bareng," lanjutnya.

Tidak hanya itu, dengan keunikan ini Arif mengatakan banyak jemaah dari luar desa yang ingin mendirikan salat di Masjid Ki Ageng Chasan Besari. Terutama di bulan Ramadan.

"Banyak yang sengaja datang ke sini untuk salat di sini. Ada yang sengaja berdiri tepat di tengah agar kaki kanan dan kiri berada di dua wilayah. Saat Ramadan seperti sekarang ini ada yang datang untuk iktikaf dari luar desa," ujarnya.

Tidak hanya itu, masjid yang dibangun pada abad ke-15 ini memiliki tiang bagian bawah yang selalu lembab atau basah. Menurut cerita warga, hal ini karena tiang tersebut dibuat dari serpihan kayu.

"Ada salah satu tiang yang bagian bawahnya ini selalu lembab. Berbeda dengan tiang-tiang lainnya. Katanya ini karena dulu saat membangun masjid ini kayunya kurang, jadi tiang ini menggunakan serpihan kayu. Sehingga umpak atau bagian bawah tiang selalu basah," jelasnya.

Saat ini, pengelola Masjid Ki Ageng Chasan Besari telah melakukan perluasan. Mengingat banyaknya jemaah yang beribadah di masjid tersebut. Hanya, saat perbaikan tidak mengubah bentuk masjid utama untuk menjaga keaslian bangunan salah satu masjid kuno tersebut.

"Sekarang sudah ada perluasan. Tetapi pada bagian depan tidak karena yang bagian depan masuk benda cagar budaya. Hanya ditambah di bagian belakang karena jemaahnya terus bertambah. Saat ini masjid ini bisa menampung 1.000 jemaah," tambahnya.

-----

Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .