Fakta-fakta Hilangnya Emas 2,6 Kg di Kubah Masjid Maluku, Sudah Tahu?
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2024-03-26 23:01:16

Fakta-fakta Hilangnya Emas 2,6 Kg di Kubah Masjid Maluku, Sudah Tahu?

Kejadian hilangnya hiasan emas berlafaz Allah seberat 2,6 kg di kubah masjid Maluku bikin warga kaget. Berikut fakta-fakta kejadian itu yang perlu kamu tahu:

Warga Kabupaten Buru, Maluku, dibuat geger usai hiasan emas kubah Masjid Al-Huda seberat 2,6 kilogram raib digasak maling. Hiasan emas itu bertuliskan lafaz Allah.

Aksi pencurian itu terjadi di Masjid Al-Huda, Desa Kaiely, Kecamatan Teluk Kaiely, Maluku. Warga baru menyadari hiasan emas kubah masjid hilang pada Senin (4/3) awal pekan ini, sekitar pukul 07.00 WIT.

Fakta-fakta Hilangnya Emas 2,6 Kg di Kubah Masjid Maluku, Sudah Tahu?

"Emas yang dicuri itu berukiran lafaz Allah," kata Raja Petuanan Negeri atau Desa Kaiely, Fandi Ashari Wael kepada detikcom, Selasa (5/3).

Dirangkum Tim detikSulsel, berikut 5 fakta tentang hiasan emas 2,6 kilogram kubah Masjid Al-Huda yang digasak maling:

Fandi mengatakan, hilangnya hiasan emas kubah masjid tersebut bermula saat seorang pria warga desa setempat bernama Ibrahim sedang menyeruput kopi di teras rumah, tepatnya di depan masjid. Dia merasa ada yang janggal saat melihat kubah masjid.

"Namun dia merasa janggal setelah melihat kepala kuba emas masjid berukiran lafaz Allah sudah tidak ada lagi di tempatnya," ungkap Fandi.

Informasi itu, kata Fandi, kemudian menyebar dan membuat warga geger. Mereka tak menyangka kepala kubah emas seberat 2,6 kilogram pemberian para penambang emas Gunung Botak itu bisa dicuri.

Sehari sebelum kejadian, warga setempat melihat beberapa pria tidak dikenal mondar-mandir di depan masjid. Namun gelagat orang-orang itu tak terlihat layaknya seperti seorang pencuri.

Warga pun tidak menaruh curiga. Mereka beranggapan orang itu hanya tetangga dari desa sebelah atau orang dari luar Kabupaten Buru yang sedang melintas.

"Tapi rupanya orang-orang itu memiliki niat buruk. Padahal kedatangan mereka untuk mencuri hiasan emas," ujar Fandi.

Emas murni itu merupakan hasil jerih payah penambang dan warga desa setempat yang disumbangkan menjadi hiasan kubah masjid. Secara keseluruhan, berat emas mencapai 2,6 kilogram atau setara Rp 3 miliar.

"Jadi warga dan penambang menyisakan rezeki berupa biji emas dari hasil menambang di Gunung Botak. Total sumbangan terkumpul saat itu 2,6 kilogram emas murni setara Rp 3 miliar," kata Fandi kepada detikcom, Rabu (6/3).

Fandi menjelaskan inisiatif membuat kepala kubah masjid berhias emas bermula di tahun 2014. Saat itu, Gunung Botak yang masuk petuanan Desa Kaiely, Kecamatan Teluk Kaiely, bermunculan emas.

Raja Desa Kaiely sebelumnya M. Fuad Wael, ayah Fandi kemudian berinisiatif membuat hiasan kepala kubah masjid dari emas Gunung Botak. Hiasan itu juga untuk dijadikan ikon desa.

Perangkat desa lalu ditugaskan khusus mengumpulkan biji emas yang disumbangkan secara sukarela oleh penambang dan warga desa. Setahun berselang, tepat di tahun 2015 emas yang dikumpulkan mencapai 2,6 kilogram.

"Kita lalu mendatangkan para pengrajin dari Sulawesi Selatan untuk membuat kepala kubah masjid berukiran lafaz Allah berbahan emas," jelasnya.

Warga menemukan tangga kayu tak bertuan di bantaran sungai usai insiden pencurian. Warga menduga tangga itu dipakai pelaku untuk mencuri hiasan emas kubah masjid.

"Kita menduga tangga tersebut sengaja ditinggalkan maling karena posisi sungai berdekatan dengan lokasi masjid (Masjid Al-Huda)," kata Fandi Ashari Wael kepada detikcom, Kamis (7/3).

"Tangga ditemukan warga tak lama setelah mengetahui emas murni setara Rp 3 miliar digasak maling. Apalagi tak ada satupun orang yang mengaku sebagai pemilik tangga tersebut" sambungnya.

Fandi dan warga lantas meyakini tangga itu yang dipakai maling untuk naik ke atas kubah masjid melalui atap masjid. Sebab, kata dia, posisi kubah sangat tinggi dan tidak gampang dipanjat jika tidak menggunakan alat bantu.

"Aneh memang maling ini, selain profesional juga lihai. Saat beraksi sangat senyap dan tidak ada orang tahu. Padahal posisi masjid berada pada permukiman warga," katanya.

Polisi yang mendapatkan laporkan langsung turun tangan menyelidiki raibnya emas murni 2,6 kilogram hiasan kepala kubah Masjid Al-Huda. Sejumlah saksi sudah diperiksa guna mengungkap pelaku.

"Hasil pemeriksaan saksi-saksi sementara dipelajari guna mencari tahu pelaku pencurian termasuk yang mengotaki," kata Paur Humas Polres Pulau Buru Aipda MYS Djamaludin kepada detikcom, Rabu (6/3).

Djamaludin mengatakan tim penyidik yang dipimpin Kasat Reskrim Polres Buru masih berada di Desa Kaiely, Kecamatan Teluk Kaiely. Dia menegaskan kasus ini sedang menjadi atensi kepolisian.

"Para penyidik memang menginap di desa itu sekarang. Alasan agar memudahkan kerja-kerja penyelidikan," jelasnya.

Lebih lanjut, Djamaluddin menyampaikan penyidik telah memeriksa sejumlah saksi termasuk di antaranya Ibrahim. Saksi tersebut merupakan warga pertama kali mengetahui dan melaporkan hilangnya hiasan emas murni 2,6 kilogram yang terpasang di kubah masjid.

"Kemungkinan ada penambahan saksi lagi, tergantung keperluan penyelidikan. Penyidik lagi mengumpulkan barang bukti juga," jelasnya.

-------

Artikel ini telah naik di detikSulsel.

Kejadian hilangnya hiasan emas berlafaz Allah seberat 2,6 kg di kubah masjid Maluku bikin warga kaget. Berikut fakta-fakta kejadian itu yang perlu kamu tahu:

Warga Kabupaten Buru, Maluku, dibuat geger usai hiasan emas kubah Masjid Al-Huda seberat 2,6 kilogram raib digasak maling. Hiasan emas itu bertuliskan lafaz Allah.

Aksi pencurian itu terjadi di Masjid Al-Huda, Desa Kaiely, Kecamatan Teluk Kaiely, Maluku. Warga baru menyadari hiasan emas kubah masjid hilang pada Senin (4/3) awal pekan ini, sekitar pukul 07.00 WIT.

Fakta-fakta Hilangnya Emas 2,6 Kg di Kubah Masjid Maluku, Sudah Tahu?

Gambar Ilustrasi Fakta-fakta Hilangnya Emas 2,6 Kg di Kubah Masjid Maluku, Sudah Tahu?

Fakta-fakta Hilangnya Emas 2,6 Kg di Kubah Masjid Maluku, Sudah Tahu?

"Emas yang dicuri itu berukiran lafaz Allah," kata Raja Petuanan Negeri atau Desa Kaiely, Fandi Ashari Wael kepada detikcom, Selasa (5/3).

Dirangkum Tim detikSulsel, berikut 5 fakta tentang hiasan emas 2,6 kilogram kubah Masjid Al-Huda yang digasak maling:

Fandi mengatakan, hilangnya hiasan emas kubah masjid tersebut bermula saat seorang pria warga desa setempat bernama Ibrahim sedang menyeruput kopi di teras rumah, tepatnya di depan masjid. Dia merasa ada yang janggal saat melihat kubah masjid.

"Namun dia merasa janggal setelah melihat kepala kuba emas masjid berukiran lafaz Allah sudah tidak ada lagi di tempatnya," ungkap Fandi.

Informasi itu, kata Fandi, kemudian menyebar dan membuat warga geger. Mereka tak menyangka kepala kubah emas seberat 2,6 kilogram pemberian para penambang emas Gunung Botak itu bisa dicuri.

Sehari sebelum kejadian, warga setempat melihat beberapa pria tidak dikenal mondar-mandir di depan masjid. Namun gelagat orang-orang itu tak terlihat layaknya seperti seorang pencuri.

Warga pun tidak menaruh curiga. Mereka beranggapan orang itu hanya tetangga dari desa sebelah atau orang dari luar Kabupaten Buru yang sedang melintas.

"Tapi rupanya orang-orang itu memiliki niat buruk. Padahal kedatangan mereka untuk mencuri hiasan emas," ujar Fandi.

Emas murni itu merupakan hasil jerih payah penambang dan warga desa setempat yang disumbangkan menjadi hiasan kubah masjid. Secara keseluruhan, berat emas mencapai 2,6 kilogram atau setara Rp 3 miliar.

"Jadi warga dan penambang menyisakan rezeki berupa biji emas dari hasil menambang di Gunung Botak. Total sumbangan terkumpul saat itu 2,6 kilogram emas murni setara Rp 3 miliar," kata Fandi kepada detikcom, Rabu (6/3).

Fandi menjelaskan inisiatif membuat kepala kubah masjid berhias emas bermula di tahun 2014. Saat itu, Gunung Botak yang masuk petuanan Desa Kaiely, Kecamatan Teluk Kaiely, bermunculan emas.

Raja Desa Kaiely sebelumnya M. Fuad Wael, ayah Fandi kemudian berinisiatif membuat hiasan kepala kubah masjid dari emas Gunung Botak. Hiasan itu juga untuk dijadikan ikon desa.

Perangkat desa lalu ditugaskan khusus mengumpulkan biji emas yang disumbangkan secara sukarela oleh penambang dan warga desa. Setahun berselang, tepat di tahun 2015 emas yang dikumpulkan mencapai 2,6 kilogram.

"Kita lalu mendatangkan para pengrajin dari Sulawesi Selatan untuk membuat kepala kubah masjid berukiran lafaz Allah berbahan emas," jelasnya.

Warga menemukan tangga kayu tak bertuan di bantaran sungai usai insiden pencurian. Warga menduga tangga itu dipakai pelaku untuk mencuri hiasan emas kubah masjid.

"Kita menduga tangga tersebut sengaja ditinggalkan maling karena posisi sungai berdekatan dengan lokasi masjid (Masjid Al-Huda)," kata Fandi Ashari Wael kepada detikcom, Kamis (7/3).

"Tangga ditemukan warga tak lama setelah mengetahui emas murni setara Rp 3 miliar digasak maling. Apalagi tak ada satupun orang yang mengaku sebagai pemilik tangga tersebut" sambungnya.

Fandi dan warga lantas meyakini tangga itu yang dipakai maling untuk naik ke atas kubah masjid melalui atap masjid. Sebab, kata dia, posisi kubah sangat tinggi dan tidak gampang dipanjat jika tidak menggunakan alat bantu.

"Aneh memang maling ini, selain profesional juga lihai. Saat beraksi sangat senyap dan tidak ada orang tahu. Padahal posisi masjid berada pada permukiman warga," katanya.

Polisi yang mendapatkan laporkan langsung turun tangan menyelidiki raibnya emas murni 2,6 kilogram hiasan kepala kubah Masjid Al-Huda. Sejumlah saksi sudah diperiksa guna mengungkap pelaku.

"Hasil pemeriksaan saksi-saksi sementara dipelajari guna mencari tahu pelaku pencurian termasuk yang mengotaki," kata Paur Humas Polres Pulau Buru Aipda MYS Djamaludin kepada detikcom, Rabu (6/3).

Djamaludin mengatakan tim penyidik yang dipimpin Kasat Reskrim Polres Buru masih berada di Desa Kaiely, Kecamatan Teluk Kaiely. Dia menegaskan kasus ini sedang menjadi atensi kepolisian.

"Para penyidik memang menginap di desa itu sekarang. Alasan agar memudahkan kerja-kerja penyelidikan," jelasnya.

Lebih lanjut, Djamaluddin menyampaikan penyidik telah memeriksa sejumlah saksi termasuk di antaranya Ibrahim. Saksi tersebut merupakan warga pertama kali mengetahui dan melaporkan hilangnya hiasan emas murni 2,6 kilogram yang terpasang di kubah masjid.

"Kemungkinan ada penambahan saksi lagi, tergantung keperluan penyelidikan. Penyidik lagi mengumpulkan barang bukti juga," jelasnya.

-------

Artikel ini telah naik di detikSulsel.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .