Cheraman Juma, Masjid Tertua di India yang Berdiri Sejak Zaman Rasulullah
Ahmad subagja | Masjid At Taqwa
2023-10-27 00:27:17

Cheraman Juma, Masjid Tertua di India yang Berdiri Sejak Zaman Rasulullah

Masjid Cheraman Juma adalah masjid tertua di India yang terletak di distrik Kodungallur, Kerala. Masjid ini telah berdiri sejak tahun 629 M, saat Nabi Muhammad SAW masih hidup.

Masjid ini dibangun oleh Malik bin Dinar, salah seorang penyebar agama Islam pertama di India yang datang dari Arab. Akan tetapi, terdapat beberapa kisah yang beredar mengenai asal-usul masjid tersebut, salah satunya tentang seorang raja penganut Hindu di Kerala yang bernama Cheraman Perumal.

Dilansir dari Gulf News, wilayah Kodungallur yang terletak di dekat pelabuhan kuno Muziris dulunya menjadi pusat perdagangan dunia. Kerajaan Chera yang berada di bawah pimpinan Raja Cheraman pada saat itu memperdagangkan jahe, kayu, dan kain dengan masyarakat Timur Tengah serta Eropa.

Cheraman Juma, Masjid Tertua di India yang Berdiri Sejak Zaman Rasulullah

Pelaut Arab dari kelompok dagang Timur Tengah diketahui telah memiliki hubungan perdagangan erat dengan raja-raja Chera yang memerintah Kerala saat ini. Tentunya, menjadi tak butuh banyak waktu untuk menyebarkan berita di Malabar, melalui pedagang Arab, tentang keberadaan Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam.

Cheraman Perumal atau Raja Chera dikisahkan pernah melihat keajaiban bulan terbelah dua dalam mimpinya. Telah diketahui oleh umat muslim, fenomena bulan terbelah dua merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW. Banyak orang dari dalam dan luar jazirah Arab telah menyaksikannya.

Raja Chera pun tercengang dengan apa yang ada dalam mimpinya dan mencari jawaban dari para peramal istana, tetapi ia gagal mendapatkan jawaban yang meyakinkan.

Suatu hari, sekelompok orang Arab yang dipimpin oleh Syekh Sahiruddhin bin Baqiyuddhin Al Madani datang ke ibu kotanya dan bertemu dengan Raja Chera untuk berlabuh di pelabuhan sebelum berlayar ke Ceylon (Sri Lanka).

Ketika Raja Kerala menceritakan tentang mimpinya kepada para pedagang Arab, ia sangat terkejut menyadari bahwa hal tersebut sebenarnya mukjizat Nabi Muhammad SAW. Setelah mendapat penjelasan dari Syekh Al Madani dan meyakininya, Raja Chera membagi kerajaannya menjadi tiga bagian.

Ia menunjuk putra dan keponakannya untuk memerintah setiap provinsi dan memutuskan untuk memeluk Islam setelah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.

Ketika sekelompok orang Arab kembali dari Ceylon, Raja Cheraman ikut berlayar bersama mereka untuk menemui Nabi Muhammad SAW. Konon, Raja Cheraman bertemu dengan Nabi SAW ketika mereka tiba di Shehr Muqlla.

Pertemuan tersebut bahkan telah disebut dalam hadits oleh Imam Bukhari dan Abu Saeed Al Khudri. Hadits tersebut menerangkan, "Seorang raja dari India memberi Rasulullah sebotol acar yang mengandung jahe. Nabi membagikannya di antara para sahabatnya. Saya juga menerima sepotong untuk dimakan."

Kala itu, Raja Cheraman menyatakan masuk Islam di hadapan Nabi Muhammad SAW lalu ia melakukan haji. Sesuai keinginan Nabi, tim sahabatnya yang dipimpin oleh Malik bin Dinar memulai perjalanan mereka dengan Cheraman untuk menyebarkan Islam di Kerala.

Akan tetapi, raja jatuh sakit selama perjalanan berlayar. Sebelum wafat, ia menulis surat kepada putra-putranya untuk menerima tim Malik bin Dinar dan memberi mereka semua bantuan yang diperlukan. Raja Cheraman lantas wafat dan dimakamkan di Zafar (sekarang bernama Salalah) yang terletak di Oman.

Setelah mendarat, Malik bin Dinar menemui pemangku Kerajaan Chera dan menyerahkan surat wasiat raja kepadanya. Kerajaan Chera pun kemudian membuat pengaturan yang diperlukan bagi mereka untuk menyebarkan ajaran Islam.

Gulf News mengutip sejarah ini dari Kitab Tuhfat Al Mujahidin fi ba'd Akhbar Al Burtughaliyin karya Shaikh Ahmad Zainuddin Makhdoom bin Shaikh Muhammad Al Gazzali. Meskipun demikian, kebenaran sejarah ini belum terverifikasi maupun ditunjukkan dalam penjelasannya.

Dalam sumber lain yang dikutip dari buku Islam dari India ke Konflik Arab-Israel karya Wilem Brownstok dkk, disebutkan bahwa sebenarnya terdapat banyak bukti sejarah yang menunjukkan orang Arab dan Muslim berinteraksi dengan orang India sejak masa-masa awal Islam, bahkan sebelum kedatangan Islam di wilayah-wilayah Arab.

Pedagang Arab dulunya telah mentransmisikan sistem angka yang dikembangkan oleh orang India ke Timur Tengah dan Eropa. Selain itu, banyak buku bahasa Sanskerta yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab sejak abad ke-8.

Hubungan komersial antara orang Arab dan India pun dikatakan telah berlangsung sejak dahulu kala. Pedagang Arab datang ke pantai India setiap musim semi bertepatan dengan kedatangan angin musim untuk menjual kurma dan rempah-rempah aromatik.

Kehadiran Nabi Muhammad SAW mengubah orang-orang Arab yang dulunya penyembah berhala menjadi disatukan oleh iman. Pelaut yang berdagang lalu tak hanya membawa kurma dari tahun ke tahun, tetapi juga membawa keyakinan baru yang diterima baik oleh masyarakat India Selatan.

Sejak saat itu, Muslim diizinkan membangun masjid, menikah dengan wanita India, dan terbentuklah komunitas India-Arab. Demikian itulah sebagian bukti yang menunjukkan masyarakat India telah berinteraksi dengan muslim arab sejak masa kenabian.

Saat ini, Pemerintah Kerala telah meluncurkan proyek Warisan Muziris sebagai bagian dari upaya negara untuk melestarikan budaya kunonya. Masjid Cheraman Juma pun turut dilakukan perbaikan untuk memperkuat integritas strukturalnya.

Masjid Cheraman Juma adalah masjid tertua di India yang terletak di distrik Kodungallur, Kerala. Masjid ini telah berdiri sejak tahun 629 M, saat Nabi Muhammad SAW masih hidup.

Masjid ini dibangun oleh Malik bin Dinar, salah seorang penyebar agama Islam pertama di India yang datang dari Arab. Akan tetapi, terdapat beberapa kisah yang beredar mengenai asal-usul masjid tersebut, salah satunya tentang seorang raja penganut Hindu di Kerala yang bernama Cheraman Perumal.

Dilansir dari Gulf News, wilayah Kodungallur yang terletak di dekat pelabuhan kuno Muziris dulunya menjadi pusat perdagangan dunia. Kerajaan Chera yang berada di bawah pimpinan Raja Cheraman pada saat itu memperdagangkan jahe, kayu, dan kain dengan masyarakat Timur Tengah serta Eropa.

Cheraman Juma, Masjid Tertua di India yang Berdiri Sejak Zaman Rasulullah

Gambar Ilustrasi Cheraman Juma, Masjid Tertua di India yang Berdiri Sejak Zaman Rasulullah

Cheraman Juma, Masjid Tertua di India yang Berdiri Sejak Zaman Rasulullah

Pelaut Arab dari kelompok dagang Timur Tengah diketahui telah memiliki hubungan perdagangan erat dengan raja-raja Chera yang memerintah Kerala saat ini. Tentunya, menjadi tak butuh banyak waktu untuk menyebarkan berita di Malabar, melalui pedagang Arab, tentang keberadaan Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam.

Cheraman Perumal atau Raja Chera dikisahkan pernah melihat keajaiban bulan terbelah dua dalam mimpinya. Telah diketahui oleh umat muslim, fenomena bulan terbelah dua merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW. Banyak orang dari dalam dan luar jazirah Arab telah menyaksikannya.

Raja Chera pun tercengang dengan apa yang ada dalam mimpinya dan mencari jawaban dari para peramal istana, tetapi ia gagal mendapatkan jawaban yang meyakinkan.

Suatu hari, sekelompok orang Arab yang dipimpin oleh Syekh Sahiruddhin bin Baqiyuddhin Al Madani datang ke ibu kotanya dan bertemu dengan Raja Chera untuk berlabuh di pelabuhan sebelum berlayar ke Ceylon (Sri Lanka).

Ketika Raja Kerala menceritakan tentang mimpinya kepada para pedagang Arab, ia sangat terkejut menyadari bahwa hal tersebut sebenarnya mukjizat Nabi Muhammad SAW. Setelah mendapat penjelasan dari Syekh Al Madani dan meyakininya, Raja Chera membagi kerajaannya menjadi tiga bagian.

Ia menunjuk putra dan keponakannya untuk memerintah setiap provinsi dan memutuskan untuk memeluk Islam setelah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.

Ketika sekelompok orang Arab kembali dari Ceylon, Raja Cheraman ikut berlayar bersama mereka untuk menemui Nabi Muhammad SAW. Konon, Raja Cheraman bertemu dengan Nabi SAW ketika mereka tiba di Shehr Muqlla.

Pertemuan tersebut bahkan telah disebut dalam hadits oleh Imam Bukhari dan Abu Saeed Al Khudri. Hadits tersebut menerangkan, "Seorang raja dari India memberi Rasulullah sebotol acar yang mengandung jahe. Nabi membagikannya di antara para sahabatnya. Saya juga menerima sepotong untuk dimakan."

Kala itu, Raja Cheraman menyatakan masuk Islam di hadapan Nabi Muhammad SAW lalu ia melakukan haji. Sesuai keinginan Nabi, tim sahabatnya yang dipimpin oleh Malik bin Dinar memulai perjalanan mereka dengan Cheraman untuk menyebarkan Islam di Kerala.

Akan tetapi, raja jatuh sakit selama perjalanan berlayar. Sebelum wafat, ia menulis surat kepada putra-putranya untuk menerima tim Malik bin Dinar dan memberi mereka semua bantuan yang diperlukan. Raja Cheraman lantas wafat dan dimakamkan di Zafar (sekarang bernama Salalah) yang terletak di Oman.

Setelah mendarat, Malik bin Dinar menemui pemangku Kerajaan Chera dan menyerahkan surat wasiat raja kepadanya. Kerajaan Chera pun kemudian membuat pengaturan yang diperlukan bagi mereka untuk menyebarkan ajaran Islam.

Gulf News mengutip sejarah ini dari Kitab Tuhfat Al Mujahidin fi ba'd Akhbar Al Burtughaliyin karya Shaikh Ahmad Zainuddin Makhdoom bin Shaikh Muhammad Al Gazzali. Meskipun demikian, kebenaran sejarah ini belum terverifikasi maupun ditunjukkan dalam penjelasannya.

Dalam sumber lain yang dikutip dari buku Islam dari India ke Konflik Arab-Israel karya Wilem Brownstok dkk, disebutkan bahwa sebenarnya terdapat banyak bukti sejarah yang menunjukkan orang Arab dan Muslim berinteraksi dengan orang India sejak masa-masa awal Islam, bahkan sebelum kedatangan Islam di wilayah-wilayah Arab.

Pedagang Arab dulunya telah mentransmisikan sistem angka yang dikembangkan oleh orang India ke Timur Tengah dan Eropa. Selain itu, banyak buku bahasa Sanskerta yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab sejak abad ke-8.

Hubungan komersial antara orang Arab dan India pun dikatakan telah berlangsung sejak dahulu kala. Pedagang Arab datang ke pantai India setiap musim semi bertepatan dengan kedatangan angin musim untuk menjual kurma dan rempah-rempah aromatik.

Kehadiran Nabi Muhammad SAW mengubah orang-orang Arab yang dulunya penyembah berhala menjadi disatukan oleh iman. Pelaut yang berdagang lalu tak hanya membawa kurma dari tahun ke tahun, tetapi juga membawa keyakinan baru yang diterima baik oleh masyarakat India Selatan.

Sejak saat itu, Muslim diizinkan membangun masjid, menikah dengan wanita India, dan terbentuklah komunitas India-Arab. Demikian itulah sebagian bukti yang menunjukkan masyarakat India telah berinteraksi dengan muslim arab sejak masa kenabian.

Saat ini, Pemerintah Kerala telah meluncurkan proyek Warisan Muziris sebagai bagian dari upaya negara untuk melestarikan budaya kunonya. Masjid Cheraman Juma pun turut dilakukan perbaikan untuk memperkuat integritas strukturalnya.

Tentang Penulis
 Ahmad subagja  | Masjid At Taqwa

Ahmad subagja | Masjid At Taqwa

| Citra Raya, Tangerang

At Taqwa dibangun pada tahun -. At Taqwa merupakan kategori Masjid Raya. At Taqwa beralamat di Citra Raya, Tangerang . At Taqwa memiliki luas tanah , luas bangunan dengan status tanah . At Taqwa memiliki jumlah jamaah orang jumlah muazin orang jumlah remaja orang dan Jumlah Khotib orang .